Halaman
Di koran atau majalah tentu kita sering membaca hasil petikan wawancara yang
dilakukan oleh wartawan dengan seorang tokoh atau narasumber. Sebelum petikan
wawancara tersebut ditampilkan menjadi sebuah tulisan, tentunya masih berupa
informasi lisan yang disampaikan secara langsung.
Dalam mengemukakan kembali hasil sebuah wawancara kita dapat memilih
beberapa cara atau versi. Pertama, kita menyajikan seluruh wawancara tersebut
secara utuh dan apa adanya. Kedua, hanya menyampaikan hal-hal yang penting
yang dikemukakan narasumber dengan menggunakan kalimat singkat, dengan
memadukan antara intisari pertanyaan yang dilakukan oleh penanya dengan
jawaban yang diberikan oleh narasumber, serta dengan mengubah kalimat-kalimat
langsung menjadi kalimat tidak langsung.
2
B
A
B
KEMASYARAKATAN
A. Menyimpulkan Pokok-Pokok Wawancara
Tujuan Pembelajaran
Pada subbab ini, Anda
akan merangkum isi
pembicaraan dalam
wawancara.
Setelah mempelajari subbab
ini, Anda diharapkan
mampu menuliskan
pokok-pokok pembicaraan
dalam wawancara dan
menyimpulkan isi
wawancara.
aceh.linux.or.id
Gambar: Mewawancarai narasumber.
16
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Latihan 1
Kerjakan dalam buku latihan Bahasa Indonesia
Anda!
Guru Anda akan meminta dua orang siswa untuk
melakukan wawancara di depan kelas. Tugas siswa
lainnya menyimak dengan saksama wawancara
tersebut dan menangkap hal-hal yang pentingnya
saja. Tuliskan hasil menyimak Anda dengan
menggunakan format yang ada di bawahnya!
Dr. Ir. Ari Darmawan Pasek
“Pembakaran Harus pada Suhu 1.200
o
C”
Belakangan ini, namanya banyak disebut-sebut oleh
media massa. Ia adalah Ketua Tim Studi Kelayakan
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa), Dr.
Ir. Ari Darmawan Pasek. Pria yang juga menjabat
sebagai Kepala Pusat Rekayasa Industri di Institut
Teknologi Bandung (ITB) itu mengaku bangga bisa
terlibat secara langsung bahkan mengomandani studi
kelayakan rencana pembangunan PLTSa di Gedebage,
Kota Bandung. Berikut petikan wawancara “PR”
dengan Ari seputar PLTSa.
Bagaimana cara PLTSa menangani senyawa
berbahaya dioksin yang dihasilkan dari proses
pembakaran sampah?
Dioksin itu langsung terurai pada temperatur
900-1.200
o
C. Dioksin terbentuk pada proses
pembakaran senyawa yang mengandung klorin
dengan hidrokarbon pada temperatur rendah sekitar
250
o
C. Pada suhu jauh di atas itu, dioksin terurai.
Sumber dioksin terbesar adalah pembakaran sampah
pada temperatur rendah yang biasa dilakukan
penduduk di bak sampah atau di halaman rumah.
Berdasarkan data BPS tahun 2004, persentase
sampah yang dibakar oleh masyarakat mencapai
35,59 %. Dari hasil penelitian Enri Damanhuri pada
tahun 2005 juga menunjukkan fakta yang sama.
Emisi dioksin justru terdapat pada rokok. Dalam
sebuah penelitian, diketahui bahwa emisi dioksin
(PCCD) dari 20 batang rokok dapat mencapai 5
mikrogram. Padahal, emisi dari pabrik pemusnah
sampah buatan Cina hanya 0,1 nano gram/m3 (1
mikrogram = 1000 nanogram)
Apa pengaruh PLTSa terhadap lingkungan di
sekitar lokasi dan Bandung pada umumnya?
Di Cina, jarak dari PLTSa, ke permukiman itu
kurang dari 100 meter, Bahkan, jarak permukiman
ke pagar PLTSa hanya 50 meter. Tapi, di sana tidak
ada keluhan apa-apa dari warganya. Jika prosedur
pembakaran dan pengolahan gas buang dilakukan
secara benar dan tepat, saya yakin pengaruh buruk
dari PLTSa itu bisa dihindari. Pengaruh PLTSa
terhadap lingkungan nanti akan diteliti lebih jauh
dalam studi analisis mengenai dampak lingkungan
(AMDAL). (Lina Nursanty/”PR”)
***
(
Sumber: Pikiran Rakyat, 4 Juni 2007; 21
)
Apa kunci dari pengoperasian PLTSa ini?
Kuncinya adalah pembakaran sampah pada temperatur
maksimum 1.200
o
C dan pengolahan gas buang untuk
menghilangkan logam-logam berat yang terkandung
dalam polutan yang dihasilkan.
Apa yang membuat Tim Studi begitu yakin bahwa
teknologi PLTSa ini ramah lingkungan?
Teknologi pengolahan gas buangnya yang bisa
mereduksi emisi gas buang hingga di bawah baku
mutu yang ditentukan. Meskipun Indonesia belum
memiliki standar baku mutu untuk dioksin dan CO
dari pengoperasian insinerator. Untuk itu, sementara
ini kami menggunakan standar baku mutu dari Cina.
Sebenarnya, standar baku mutu dari Eropa jauh lebih
ketat.
17
Bab 2
Kemasyarakatan
Pewawancara : _____________________________________
Narasumber
: _____________________________________
Waktu Wawancara
: _____________________________________
Pokok-pokok pembicaraan dalam wawancara :
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
Kesimpulan pembicaraan dalam wawancara :
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
Pada pelajaran ini Anda akan berlatih menjadi seorang reporter yang
mewawancarai seorang narasumber atau tokoh terkenal. Sebelum melakukan
wawancara, ada beberapa hal yang harus Anda persiapkan terlebih dahulu,
yaitu membuat daftar dan menentukan pertanyaan yang akan diajukan kepada
narasumber. Ketika wawancara berlangsung, pertanyaan yang diajukan harus
jelas dengan memperhatikan santun berbahasa. Setelah wawancara, Anda harus
membuat rangkuman hasil wawancara dengan menggunakan kalimat efektif
dan runtut.
1.
Membuat daftar pertanyaan wawancara
Daftar pertanyaan wawancara dapat diidenti
fi
kasi dengan menggunakan kata
tanya:
apa
,
siapa
,
kapan
,
di mana
,
bagaimana
,
dan
mengapa
. Dari kata tanya
apa
, dapat Anda turunkan pertanyaan-pertanyaan:
apa
nama lengkap Ibu/Bapak?
Apa
bidang Ibu/Bapak sesungguhnya? Sudah
berapa lama
Ibu/Bapak menekuni
bidang tersebut?
Berapa
putra/putri Ibu/Bapak?
Berapa
umur Ibu/Bapak?
Apa
nama perusahaan Ibu/Bapak?
Di mana
alamat perusahaan tersebut?
Berapa
hasil
perusahaan Ibu/Bapak per bulan, triwulan, dan seterusnya? Masih banyak lagi
pertanyaan yang dapat Anda persiapkan untuk ditanyakan kepada narasumber.
B. Menjelaskan Hasil Wawancara
Tujuan Pembelajaran
Pada subbab ini, Anda
akan menjelaskan hasil
wawancara tentang
tanggapan narasumber
terhadap topik tertentu.
Setelah pembelajaran
ini, Anda diharap dapat
menyampaikan alasan
dipilihnya topik, membuat
daftar pertanyaan,
menyampaikan pertanyaan,
dan membuat rangkuman
hasil wawancara.
Doc. Penulis
Gambar: Seorang siswa sedang melakukan wawancara.
Banyak tokoh terkenal dan ilmuwan yang ahli di bidangnya
masing-masing. Anda mungkin pernah bertemu atau
melihat salah seorang di antaranya. Atau, Anda pernah
mendengar dan menyaksikan langsung kegiatan seorang
tokoh/ilmuwan bukan? Misalnya Anda berencana/ingin
mewawancarai seorang ahli di bidang teknologi informasi
dan komunikasi. Pertanyaan apa saja yang kira-kira perlu
Anda ajukan kepada narasumber tersebut?
Lakukan wawancara dengan narasumber, lalu isilah format berikut ini!
18
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Berikut ini disajikan kolom pilihan pertanyaan yang dapat Anda lengkapi untuk
diajukan kepada narasumber sesuai dengan tujuan wawancara. Sudah tentu
pertanyaan yang akan Anda ajukan harus sesuai dengan keahlian/ketokohan
narasumber yang diwawancarai.
Siapa yang tidak bangga menjadi wartawan/reporter terkenal? Siapa yang
tidak suka menjadi reporter televisi terkenal? Siapa yang tidak bangga bertemu
dengan pemimpin Negara dan berhasil mewawancarainya secara khusus? Semua
itu dapat dicapai oleh seorang wartawan/reporter media massa (cetak ataupun
elektronik). Dalam latihan berikut, Anda diajak untuk berlatih mewawancarai
narasumber yang sebenarnya. Apakah Anda siap? Yakin dan percaya dirilah,
pasti Anda bias!
2. Menyiapkan model teks hasil wawancara
Berikut ini disajikan contoh/model teks hasil wawancara. Pelajarilah dengan
saksama teks hasil wawancara ini dengan anggota kelompok diskusi Anda!
Bagaimana cara menulis teks hasil wawancara seperti yang dilaporkan oleh
Ratna DJ (
Pikiran Rakyat, 11 Desember 2006) berikut ini
?
Gambar tokoh/narasumber 1
Apa
Siapa
Kapan
Di mana
Mengapa
Bagaimana
Gambar tokoh/narasumber 1
Apa
Siapa
Kapan
Di mana
Mengapa
Bagaimana
Gambar tokoh/narasumber 1
Apa
Siapa
Kapan
Di mana
Mengapa
Bagaimana
Siti NurhalizaTetap Tegar di Tengah Badai
Perempuan muda kelahiran Awah Temerluh, Pahang
Malaysia, 11 Januari 1979, yang kondang dengan
“Cindai” ini muncul di Trans TV berkaitan dengan
penutupan konsernya bertajuk “Siti Nurhaliza
Indonesia Tour” yang berakhir 12 Desember besok
di Istora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Selain itu, ia
juga berencana mengadakan konser
Go International
.
Setelah Indonesia, Siti juga akan tampil di Inggris
dan tepat pada hari ulang tahunnya 11 Januari ia akan
manggung di Tokyo, Jepang.
19
Bab 2
Kemasyarakatan
Sebelum Siti muncul di Jakarta, sebenarnya ia telah
melakukan konser di 15 kota di Malaysia. Di sela-
sela konsernya itu, keluarganya sudah berusaha
untuk tidak memperlihatkan dan memperdengarkan
adanya berita miring kepada Siti. Bahkan, menurut
kakak ipar Siti, Rosi, yang selama ini menemani
Siti di Indonesia, setelah Siti mengetahui kasus
pencemaran nama baiknya itu, ia sempat menangis
di tengah kesibukannya melakukan konser di
Malaysia.
“Kata Rosi, Siti memang sempat sedih dengan
tudingan yang tak berdasar itu, tetapi karena sudah
diserahkan kepada Mahkamah Malaysia, tampaknya
ia mulai bisa menerima”, ujar Anita Wulandari,
Public Relation Manager
Trans TV, yang sempat
mengikuti perjalanan konser Siti selama di Indonesia.
Pada saat itulah Anita Wulandari dihubungi PR,
Jumat.
Menurut Anita, selama ini Siti belum pernah
merasakan adanya cobaan seperti yang dialaminya
sekarang. Namun, semua itu dihadapinya dengan
besar hati. Di Malaysia, kata Anita,
yang
disebarkan secara bebas dapat diakses sumbernya.
Itu sebabnya sangat mudah menemukan siapa penebar
isu
yang menyebarkan tudingan pada Siti yang
ditayangkan sekitar bulan September itu.
Ketika Siti muncul pada jumpa pers di stasiun
Trans TV, Siti sempat mengatakan perihal tudingan
Syarifah Aini, yang katanya telah dipercayakan
kepada polisi dan pihak mahkamah di Malaysia.
“Siti ingin sampaikan, Siti tidak punya masalah
dengan siapa-siapa, dan apabila terjadi, Siti akan
serahkan sepenuhnya kepada polisi dan mahkamah
(pengadilan), “ujar Siti menjawab pertanyaan
wartawan tentang pertikaiannya dengan Syarifah Aini
di Malaysia, seperti yang disitir Anita.
Menurut Anita Wulandari, Siti yang selama melakukan
tur
show
konsernya di Indonesia, tidak terpengaruh
akan semua persoalan dengan dirinya di Malaysia. “Ia
benar-benar professional dalam membangun karier
karena selama mengadakan konsernya di Indonesia,
yang tampak adalah rasa puas akan sambutan
masyarakat Indonesia setelah ia tampil di Surabaya
baru-baru ini. Ia benar-benar tegar meski ada badai di
negaranya,” ujar Anita, yang berseloroh bahwa dirinya
bukan juru bicara Siti.
Latihan 2
1. Sebutkan hal-hal yang diamati pewawancara/
reporter dari sosok Siti Nurhaliza, yang
kemudian disampaikan kepada pembaca
dengan menggunakan bahasa yang santun!
2. Jelaskan apa saja yang disampaikan Siti
Nurhaliza, Rosi, dan Anita Wulandari, lalu
berikan tanggapan Anda terhadap pemakaian
bahasa dalam teks tersebut!
3. Apa saja yang dipikirkan Siti Nurhaliza
dalam membangun kariernya di dunia musik?
Bagaimana rencana dia ke depan?
4. Bagaimana tanggapan masyarakat Indonesia
selama Siti Nurhaliza mengadakan konsernya
di Surabaya?
5. Bagaimana komentar Siti Nurhaliza terhadap
tudingan melalui e-mail bulan September?
3. Menyiapkan pokok-pokok pertanyaan untuk wawancara
Berkoordinasilah bersama teman sekelompok diskusi Anda untuk membicarakan
hal-hal yang berkaitan dengan rencana wawancara kelompok Anda! Adapun
hal-hal yang perlu Anda persiapkan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan/memilih narasumber yang akan diwawancarai. Anda boleh
memilih orang yang bekerja/berusaha di lingkungan belajar, pengelola toko
atau warung, penjaga sekolah, penjual makanan/minuman, dan petugas
kebersihan.
2. Mempersiapkan pokok pertanyaan yang sesuai dengan bidang narasumber
yang akan Anda wawancarai. Merumuskan tujuan wawancara, menentukan
20
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Latihan 3
waktu berwawancara, membagi tugas dan menetapkan pertanyaan apa dan
oleh siapa pertanyaan diajukan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok
mendapat tugas masing-masing.
3. Pokok-pokok pertanyaan yang dapat Anda sampaikan kepada narasumber
antara lain sebagai berikut.
a. Maaf, kalau boleh saya tahu, siapa nama lengkap Ibu/Bapak?
b. Ibu/Bapak tinggal di mana?
c. Sudah berapa lama Ibu/Bapak tinggal di sini?
d. Apa saja kegiatan yang Ibu/Bapak tekuni selain kegiatan sekarang?
e. Apakah Ibu/Bapak setuju jika ....
f. ............................................................................
g. dan seterusnya
4. Kumpulkan dan susunlah data hasil wawancara kelompok Anda dengan
jelas, runtut, dan lengkap!
4. Mentranskrip hasil wawancara
Setelah Anda bersama anggota kelompok melakukan wawancara, tugas
selanjutnya adalah mentranskrip hasil wawancara itu dengan cara mengubah
pokok-pokok hasil wawancara menjadi tulisan/artikel. Artikel tersebut berisi
gambaran pro
fi
l narasumber itu (lihat contoh/model teks hasil wawancara berjudul
“Siti Nurhaliza Tetap Tegar di Tengah Badai”.
5. Memublikasikan hasil wawancara
Untuk mengembangkan kreativitas Anda di luar jam pelajaran cobalah lakukan
wawancara dengan narasumber/tokoh masyarakat yang setidaknya cukup dikenal
di daerah/lingkungan Anda. Wawancara dapat Anda lakukan pada sore hari
atau pada saat liburan. Rancang dan persiapkanlah dengan matang siapa yang
akan diwawancarai, pokok-pokok pertanyaan yang akan disampaikan, tujuan
wawancara, dan sasaran yang ingin Anda capai sehingga diperoleh gambaran
pro
fi
l tokoh/narasumber tersebut.
Seperti tercantum pada latihan di atas, Anda juga dapat melakukan wawancara
seperti contoh. Bahkan, hasil wawancara dan artikel serta pro
fi
l narasumber tidak
saja dapat Anda publikasikan di tempat Anda belajar, seperti majalah dinding,
tetapi juga ke media massa yang ada di tempat Anda. Apabila tulisan/artikel
Anda dimuat di media cetak tertentu, Anda akan mendapat nilai tambah dalam
pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Maukah Anda melakukannya? Selamat
mencoba!
Tugas Anda adalah melakukan wawancara
dengan narasumber
tentang peristiwa yang terjadi
dalam masyarakat
. Untuk itu, lakukan kegiatan
berikut dengan sungguh-sungguh!
1. Bentuklah kelompok diskusi yang terdiri atas
3 orang atau lebih!
2. Tunjuklah seorang ketua kelompok, kemudian
siapkan alat tulis seperlunya!
3. Susunlah pokok-pokok pertanyaan yang
akan diajukan ketika Anda mewawancarai
narasumber!
4. Praktikkanlah kegiatan wawancara di luar
kelas!
5. Laporkan hasil wawancara Anda dalam bentuk
tulisan singkat!
21
Bab 2
Kemasyarakatan
Secara hakiki, novel merupakan karangan prosa yang panjang, mengandung
rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekitarnya serta
menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Biasanya, cerita dalam novel dimulai
dari peristiwa atau kejadian terpenting yang dialami oleh tokoh cerita, yang
kelak mengubah nasib kehidupannya. Misalnya, novel
Pada Sebuah Kapal
,
karya Nh. Dini, dimulai ketika sang tokoh berusia tiga belas tahun, saat ayahnya
meninggal.
Berbeda dengan cerita pendek, yang umumnya berkisah tentang perilaku sesaat
sang tokoh ketika ia menghadapi suatu peristiwa atau kejadian pada suatu ketika.
Untuk lebih memahami perbedaan antara cerita pendek dan novel, berikut ini
disajikan karakeristik kedua karya sastra (prosa narasi) tersebut.
C. Menganalisis Unsur-unsur Novel Indonesia/Terjemahan
Tujuan Pembelajaran
Pada subbab ini, Anda akan
menganalisis unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik
novel Indonesia/terjemahan.
Setelah mempelajari subbab
ini, Anda diharap dapat
mengidenti
fi
kasi peristiwa-
peristiwa yang terdapat
dalam novel, menjelaskan
hubungan antarperistiwa,
menyimpulkan perwatakan,
dan menjelaskan latar
novel.
Sudut Pandang
Novel
Cerita Pendek
1. Materi cerita
2. Tokoh dan penokohan
3. Plot (alur)
4. Orientasi beberapa tokoh cerita
5. Skala penceritaan
6. Intensi
7. Bentuk dan waktu
8. Analisis
(Sebagian) kisah hidup sang tokoh yang
dimulai dari suatu peristiwa yang kelak
dapat mengubah nasib kehidupannya.
Dapat terdiri atas satu atau beberapa
tokoh utama dengan orientasi kisah
pada perubahan nasib sang tokoh.
Penokohan sering digambarkan secara
rinci dan mendasar.
Majemuk (kompleks), terfokus pada
satu atau beberapa tokoh cerita.
Luas
Kurang diutamakan
Panjang
Detail (mendalam)
Perilaku sesaat sang tokoh ketika
ia menghadapi suatu peristiwa atau
kejadian pada suatu ketika.
Umumnya memiliki seorang tokoh
utama yang sekaligus menjadi pusat
penceritaan.
Penokohan biasanya digambarkan
secara global.
Tunggal (sederhana), terfokus pada
satu situasi yang dihadapi tokoh
cerita.
Sempit
Diutamakan
Pendek
Global (sekilas)
Struktur novel
Secara struktural, novel – demikian juga dengan prosa lainnya – terbentuk dari dua
unsur pokok, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur ekstrinsik adalah unsur-
unsur pembentuk prosa yang berada di luar bangun cerita, tetapi keberadaannya
menentukan terciptanya sebuah kisah atau cerita. Unsur-unsur tersebut berkaitan
erat dengan berbagai aspek kehidupan manusia yang kemudian menjadi latar
belakang penciptaan sebuah cerita. Sebelum menyusun cerita, penulis harus
memiliki acuan terlebih dahulu. Acuan itu dapat berupa masalah-masalah sosial,
ekonomi, sejarah, budaya, pendidikan, politik, moral, ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan sebagainya. Bahkan, pengalaman hidup pengarang pun dapat juga
dijadikan acuan dalam menyusun sebuah cerita.
22
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Unsur-unsur luar tersebut kemudian diolah, diimajinasikan, untuk selanjutnya
dituangkan ke dalam bentuk cerita, yang terjemahannya dinyatakan dalam
berbagai unsur intrinsik. Unsur intrinsik itu dapat berupa tema dan amanat, tokoh
dan penokohan (karakterisasi), latar cerita
(setting)
, sudut pandang, plot (alur),
pembayangan, suasana, ketegangan cerita, dan sebagainya.
Tema merupakan dasar cerita yang sekaligus menjadi tujuan utama suatu cerita.
Amanat merupakan tujuan sampingan pengarang di luar tema. Tokoh cerita
dapat bersifat protagonis atau antagonis (bahkan mungkin bisa tritagonis).
Karakteristiknya bisa secara analitis, dramatis, atau kontekstual. Dimensi
penokohannya dapat secara
fi
siologis, psikologis, ataupun sosiologis.
Latar cerita bisa menunjuk tempat tertentu, waktu tertentu, atau suasana tertentu.
Sudut pandang yang digunakan bisa berupa sudut pandang orang pertama, orang
ketiga, pengarang sebagai pengamat, atau campuran. Pembayangan mengacu
pada upaya menciptakan rangsangan pada diri pembaca untuk bertanya, peristiwa
apakah yang akan menimpa tokoh cerita setelah ia menghadapi peristiwa-
peristiwa sebelumnya.
Alur atau plot merupakan rangkaian atau jalinan kisah. Seperti halnya drama,
novel juga dijalin melalui penahapan cerita: tahap awal (eksposisi, rangsangan,
gawatan), tahap tengah (tikaian, rumitan, klimaks), dan tahap akhir (leraian,
selesaian).
Bacalah ikhtisar novel di bawah ini!
Pada Sebuah Kapal
Oleh Nh. Dini
Ketika ayahnya meninggal dunia, usia Sri baru
menginjak tiga belas tahun. Ia sangat mengagumi
ayahnya sehingga ia merasa sangat kehilangan.
Sejak kematian ayahnya, ia membantu ibunya untuk
berjualan kue dan membatik.
bekerja di RRI Semarang. Ia kemudian melamar
sebagai pramugari. Setelah lulus dari tes yang
diadakan di Semarang, ia dipanggil ke Jakarta
untuk mengikuti tes selanjutnya. Namun, ia tidak
lulus karena paru-parunya dinyatakan tidak sehat.
Ia merasa kecewa.
Beberapa bulan kemudian, Sri mendapat panggilan
dari jawatan yang pernah mengurus tesnya. Ia
ditawari menjadi wartawan majalah di jawatan
tersebut, namun tawaran itu ditolaknya karena
ia lebih tertarik bekerja di RRI Jakarta. Sambil
bekerja, ia juga menyempatkan diri untuk menari.
Ia sering menerima tawaran menari dalam pesta
perkawinan. Bahkan, ia pernah juga diundang
ke istana Negara untuk menari di hadapan tamu
Negara. Tujuh bulan setelah ia berada di Jakarta,
ibunya meninggal dunia di Semarang. Ia pun pergi
ke Semarang untuk mengurus pemakaman ibunya.
Setelah selesai, ia kembali ke Jakarta.
Doc. Penerbit
Gambar: Nh. Dini.
Setamat SMA, Sri yang mempunyai hobi dan
bakat menari ini bekerja di RRI Semarang, kota
kelahirannya. Selama bekerja di sana, kegiatan
menarinya menjadi berkurang. Hanya tiga tahun ia
23
Bab 2
Kemasyarakatan
Karena supel dan cantik, Sri banyak dikagumi oleh
pemuda-pemuda Jakarta. Namun, di antara sekian
banyak pemuda yang menyatakan cintanya, ia hanya
menerima Saputro, seorang penerbang. Hubungan
keduanya telah melangkah lebih jauh, tak ubahnya
seperti suami istri sehingga keduanya sepakat untuk
melanjutkan ke jenjang pernikahan. Namun, rencana
mereka tidak dapat menjadi kenyataan karena
Saputro mengalami kecelakaan pesawat terbang.
Untuk menghilangkan kesedihannya,Sri pergi ke
Yogyakarta. Di kota ini, ia berkenalan dengan
beberapa orang pemuda yang kemudian menaruh
hati kepadanya. Di antara mereka adala Yus, seorang
pelukis dan Carl, seorang warga negara asing yang
bertugas membantu mahasiswa-mahasiswanya yang
berada di negara berkembang. Namun, keduanya
ditolak oleh Sri secara halus.
Pemuda berikutnya yang berhasil menggaet hati
Sri adalah Charles Vincent, seorang diplomat
kebangsaan Prancis. Sri tertarik kepadanya karena
menurut anggapannya, Charles memiliki kepribadian
yang baik dan ia pun sangat lembut. Walaupun
tidak disetujui keluarganya, Sri memutuskan untuk
menikah dengan lelaki itu.
Setelah menikah, Sri baru mengetahui bahwa
Charles adalah lelaki yang egois, keras kepala,
kasar, dan tidak mau kalah dengan ketenarannya
sebagai penari. Pernikahan mereka sangat tidak
bahagia karena keduanya sering bertengkar. Bahkan,
pertengkaran itu terus berlangsung hingga kelahiran
anak pertama mereka. Sri berharap kehidupan
rumah tangganya akan bahagia. Namun, harapannya
ternyata sia-sia. Kehidupan rumah tangga mereka
tetap diselumuti oleh pertengkaran.
Perseteruan antara pasangan suami istri itu semakin
terlihat ketika keduanya berangkat ke Prancis.
Pada saat itu Charles mendapatkan cuti. Lelaki
itu menggunakan pesawat terbang, sedangkan Sri
menggunakan kapal laut. Di sinilah terjadinya
penyelewengan Sri terhadap suaminya.
Di dalam kapal laut ini, Sri menjalin hubungan
dengan seorang pelaut bernama Michel Dubanton,
seorang lelaki berkebangsaan Prancis. Hubungan
keduanya terjadi ketika mereka menceritakan
ketidakbahagiaan kehidupan perkawinannya. Sri
menceritakan bahwa ia merasa terkekang selama
menikah dengan Charles. Suaminya itu sangat
kasar dan egois. Demikian pula halnya dengan
Michel. Ia menceritakan bahwa istrinya, Nicole
sangat pencemburu sehingga ia tidak boleh bergaul
dengan wanita mana pun. Ia juga menceritakan bahwa
sebelum menjadi pelaut, ia adalah seorang tentara,
yang pernah membela negaranya melawan agresi
Jerman.
Karena sering bertemu, bertukar cerita, dan
pembawaan Michel yang lembut dan romantis, Sri
jatuh hati kepadanya. Demikian pula sebaliknya.
Itulah sebabnya, selama di kapal, hubungan keduanya
semakin akrab, bahkan keduanya sering melakukan
perbuatan terlarang tanpa dihantui oleh perasaan
berdosa sedikit pun. Sri tidak merasa berdosa kepada
suaminya. Demikian pula Michel tidak merasa
berdosa kepada istrinya. Keduanya tidak pernah
merasa berdosa pada Tuhan. Mereka tidak peduli
dengan masalah dosa, yang penting mereka merasa
bahagia.
Sesampainya di Prancis, Sri mulai membanding-
bandingkan perilaku suaminya dengan Michel.
Ia mulai menemukan perbedaan yang mencolok
antara keduanya. Michel adalah lelaki yang penuh
pengertian, gagah, dan baik hati, sedangkan Charles
adalah lelaki yang sangat kasar dan egois. Ia semakin
menyadari keburukan tabiat Charles ketika adiknya
Charles juga menceritakan kekasaran dan keegoisan
lelaki itu. Akibatnya, Sri semakin mencintai Michel
dan ia tetap menjalin hubungan dengannya.
Setelah masa cuti Charles berakhir, Sri dan suaminya
berangkat ke Jepang karena Charles ditugaskan
ke negara tersebut. Selama di Jepang, kehidupan
rumah tangga mereka tetap diselimuti pertengkaran
dan ketegangan. Itulah sebabnya, Sri mengajukan
cerai kepada suaminya, namun permintaan itu
tidak ditanggapi oleh Charles. Hal itu semakin
menyiksa Sri. Untung saja, Michel tetap hadir dalam
kehidupannya sekalipun wanita itu telah berada di
Jepang sehingga ia merasa sedikit terhibur. Setelah
selesai menjalankan tugasnya di Jepang, Charles
berangkat lagi ke Prancis.
Kepindahan Sri ke Prancis diketahui oleh Michel
melalui seorang temannya. Michel yang ketika itu
memutuskan untuk bekerja di Yokohama, kemudian
membatalkan niatnya. Dia mengajukan kepada
pimpinannya agar ia tetap bekerja sebagai pelaut dan
ia minta ditempatkan di daerah pelayaran di Prancis.
Hal itu ia lakukan karena ia tidak ingin jauh dari Sri,
wanita yang sangat dicintainya itu.
Sumber: Ikhtisar Roman Sastra Indonesia
24
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Latihan 4
1. Pengertian surat
Surat merupakan media komunikasi tertulis antara seseorang atau lembaga dengan
seseorang atau lembaga lainnya. Sebagai media komunikasi tulis, surat memiliki
kelebihan, yakni memberikan kesempatan yang lebih leluasa untuk berpikir dan
merenungkan hal-hal yang akan disampaikan kepada orang lain.
Fungsi surat adalah sebagai berikut: (1) alat komunikasi, (2) alat bukti tertulis,
(3) alat bukti historis, (4) alat pengingat, (5) pedoman kerja, dan (6) sebagai
duta organisasi.
Bahasa surat yang baik harus memenuhi ketentuan berikut.
1. Bahasa yang digunakan benar/baku sesuai dengan kaidah, baik tentang ejaan,
pemilihan kata, bentuk kata, maupun kalimatnya. Bahasa surat harus logis,
wajar, hemat, cermat, sopan, dan menarik.
2. Isi surat dinyatakan secara ringkas, jelas, dan eksplisit.
3. Disusun dengan teknik penyusunan surat yang benar.
4. Bahasa baku, bahasa yang diakui benar menurut kaidah yang sudah
dilazimkan. Penggunaan bahasa baku dapat membawa wibawa seseorang
dan dipandang sebagai lambang status sosial yang tinggi.
5. Bahasa efektif, bahasa yang secara tepat dapat mencapai sasarannya. Ciri
bahasa efektif adalah sederhana/wajar, ringkas, jelas, sopan, dan menarik.
Pada subbab ini, Anda
akan menulis surat dagang
dan surat kuasa. Setelah
mempelajari subbab
ini, Anda diharap dapat
menentukan ciri-ciri surat
dagang dan surat kuasa,
menunjukkan unsur-unsur
surat dagang dan surat
kuasa, menjelaskan adanya
kesesuaian antara isi surat
dagang dan surat kuasa,
dan mendeskripsikan
unsur-unsur surat dagang
dan surat kuasa dengan
penulisan yang benar.
Untuk menguji apresiasi Anda mengenali dan
menceritakan kembali isi novel
Pada Sebuah Kapal
,
jawablah pertanyaan berikut!
1. Apa tema novel
Pada Sebuah Kapal
?
2. Jelaskan setting cerita tersebut disertai alasan
pendukungnya!
3. Jelaskan penokohan yang ada dalam cerita
tersebut!
4. Identi
fi
kasilah bagian-bagian yang membangun
kisah tersebut berdasarkan aneka peristiwa yang
diceritakan pengarang!
5. Jenis plot apa yang digunakan pengarang dalam
menuturkan kisahnya dalam novel tersebut?
6. Sudut pandang apa yang digunakan pengarang
dalam menuturkan kisah tersebut?
7. Cerita itu mengisahkan “musibah pertama”.
Dapatkah Anda menjelaskan musibah yang
dimaksud itu?
8. Komentar apa saja yang dapat Anda kemukakan
sehubungan dengan kisah yang baru saja Anda
baca itu?
9. Ceritakan kembali isi novel tersebut dengan
bahasa Anda sendiri! Sementara Anda bercerita,
ajaklah teman-teman Anda mendengarkannya
dengan saksama, kemudian kemukakan
komentarnya!
10. Cob
alah baca novel yang lain yang pernah atau
sedang Anda baca, kemudian ceritakan secara
runtut!
D. Menulis Surat Dagang dan Surat Kuasa
Tujuan Pembelajaran
25
Bab 2
Kemasyarakatan
2. Bagian-bagian surat resmi
Perhatikanlah bagan surat berikut ini!
Bagian-bagian surat
2) Nomor surat
3) Lampiran
4) Perihal surat
1) Kepala surat
2) Tanggal surat
6) Alamat surat
7) Salam pembuka
8) Isi
9) Salam
Penutup
10) Jabatan
tanda tangan,
nama jelas
11) Tembusan
12) Inisial
Logo
a. Kepala surat
Fungsinya sebagai identitas diri bagi instansi bersangkutan, di antaranya:
– Nama
instansi
–
Lambang atau logo instansi
– Alamat
– Kode pos
– Nomor telepon
–
Nomor faksimile atau e-mail
Contoh:
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam penyusunan kepala surat adalah:
(1) Hendaknya dihindari penggunaan singkatan, misalnya, kata jalan menjadi
Jl. atau Telepon jadi Tlp.
(2) Kepala surat hendaknya disusun secara e
fi
sien. Misalnya, kata nomor dalam
menunjukkan alamat, tidak perlu dicantumkan karena hal itu merupakan
sesuatu yang mubazir. Orang sudah mengetahui bahwa angka yang mengikuti
nama jalan pada alamat merupakan nomor urut bangunan.
(3) Penggunaan titik dua (:) sering juga dijumpai antara kata telepon dengan
nomor yang mengikutinya. Misalnya Telepon: 5403518. Tanda tersebut juga
tidak perlu digunakan.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Jalan Dr. Setiabudi 229 Bandung 40154 Telepon (022) 2013163
Faksimile (022) 2013651 E-mail : [email protected]
26
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
b. Nomor Surat
Penulisan nomor surat berguna untuk:
–
Memudahkan dalam pengarsipannya
–
Memudahkan dalam mencarinya kembali
–
Mengetahui banyaknya surat yang keluar
–
Bahan rujukan dalam surat-menyurat tahap berikutnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan surat adalah:
–
Huruf awal kata nomor harus ditulis dengan huruf kapital
–
Kata nomor sebaiknya tidak disingkat, misalnya, menjadi no.
–
Pada akhir baris tidak dibubuhkan tanda titik.
Contoh penulisan surat yang benar:
Nomor : 001/SMU-1/2001
Nomor : 21/KRS/II/2003
Nomor : 10/SU/III/2003 (tidak memakai titik)
Contoh:
Nomor: 007 / KSH – 1 / IV / 2004
Angka tahun
Angka bulan
Kode surat
Nomor surat
c. Tanggal Surat
Tanggal surat ditulis sejajar dengan nomor surat. Nama tempat, mendahului
tanggal surat.
Contoh:
Surabaya, 27 Juli 2006
17 Agustus 2007
Hal lain yang harus diperhatikan:
–
Nama bulan ditulis dengan huruf secara lengkap
–
Angka tahun tidak boleh disingkat
–
Pada akhir tidak dibubuhi tanda titik
Contoh-contoh penulisan tanggal yang benar:
17 Agustus 2007
10 November 2007
22 Desember 2007
1 Januari 2007 (tidak memakai titik)
d. Lampiran
Melampirkan berarti menyertakan sesuatu dengan yang lain. Berikut ini adalah
kaidah-kaidah penulisan lampiran.
–
Huruf awal kata lampiran ditulis dengan huruf kapital.
–
Sebaiknya kata lampiran tidak disingkat, misalnya, menjadi lamp.
27
Bab 2
Kemasyarakatan
– Pencantuman jumlah lampiran hendaknya tidak dirangkap antara yang
menggunakan huruf dengan yang menggunakan angka, pilih salah satu
saja.
– Jika tidak ada sesuatu yang dilampirkan, sebaiknya tidak dicantumkan
lampiran pada surat itu.
–
Pada akhir baris tidak digunakan tanda titik.
Contoh penulisan yang benar:
Lampiran : tiga helai
Lampiran : satu berkas
Lampiran : dua lembar
Lampiran : sepuluh lembar
e. Hal Surat
Hal surat berarti soal atau perkara yang dibicarakan surat. Cara penulisannya:
–
Harus ditulis dengan singkat, jelas, dan menarik;
–
Berwujud kata atau frasa, bukan kalimat;
–
Huruf pertama pada setiap katanya harus ditulis dalam huruf kapital.
Contoh penulisan hal yang benar:
Hal : Jadwal Ujian Matematika
Hal : Undangan Rapat Panitia
f. Alamat Surat
–
Alamat pada sampul surat terdiri atas:
•
kata Kepada Yth;
•
nama jabatan;
•
unit kerja; dan
•
alat lengkap.
– Di depan nama jabatan atau gelar pada sampul surat dan/atau surat tidak
dicantumkan kata penyapa seperti Bapak, Ibu, Saudara/atau Saudari.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan alamat luar adalah:
(1) Kelompok kata yang terhormat disingkat menjadi Yth.
(2) Huruf awal pada singkatan Yth. ditulis dengan huruf kapital
(3) Penulisan alamat didahului kata Kepada
(4) Sapaan ibu, bapak, tuan, saudara, dan sejenisnya dapat digunakan apabila
surat tersebut ditujukan kepada nama perseorangan. Huruf awal kata sapaan
itu harus menggunakan huruf kapital.
(5) Gelar akademik dan kepangkatan dicantumkan
(6) Pencantuman gelar akademik/kepangkatan dan kata sapaan, kedua-duanya
berfungsi sebagai penghormatan. Oleh karena itu, dalam pencantumannya
hendaklah dipilih salah satu.
(7) Pemenggalan alamat surat pada setiap barisnya hendaknya didasarkan pada
hubungan frasa
(8) Akhir alamat surat tidak menggunakan tanda titik.
28
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Kepada
Yth. Encep Syarif Nurdin, Drs., M.Pd
Jalan Gegerarum Baru 20
Bandung 40153
Kepada
Yth. Kepala Biro Organisasi
Sekretariat Jenderal
Departemen Pendidikan Nasional
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan
Jakarta 10270
Kepada
Yth. Ibu Iin Hendriyani
d.a. LPK Triguna
Jalan Tentara Pelajar 91
Tasikmalaya
Contoh penulisan alamat luar:
Ketentuan penulisan pada kalimat surat bagian dalam:
1) Tidak didahului kata Kepada;
2) Menggunakan kata Yth;
3) Menggunakan nama jabatan;
4) Mencantumkan unit kerja;
5) Menggunakan alamat lengkap; dan
6) Nama tempat pada alamat yang dituju tidak didahului kata depan di.
Contoh penulisan yang benar:
Yth. Kepada Biro Organisasi
Sekretariat Jenderal
Departemen Pendidikan Nasional
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan
Jakarta 10270
g. Salam Pembuka
Salam pembuka berfungsi sebagai penghormatan terhadap pihak yang di tuju.
Penulisan salam pembuka yang benar:
–
Huruf awal pada salam pembuka ditulis dengan huruf kapital
–
Huruf awal “hormat” ditulis dengan huruf kecil
–
Penulisan salam pembuka diakhiri dengan tanda koma.
h. Isi Surat
Alinea pembuka hendaknya dapat membangkitkan minat penerima surat
untuk membacanya. Susunlah alinea pembuka dengan menarik, yakni dengan
menggunakan pilihan kata yang tepat, susunah kalimat yang sesuai, dan ejaan
yang benar.
Contoh:
–
Dengan surat ini kami beri tahukan kepada Saudara....
–
Dengan ini saya mohon bantuan Saudara untuk....
–
Bersama ini saya kirimkan kepada Bapak....
29
Bab 2
Kemasyarakatan
4) Seiring dengan surat ini saya kirimkan uang dengan wesel pos sebesar...
5) Sehubungan dengan surat ini kami tanggal...
6) Menyambung surat kami tanggal...
7) Sesuai dengan pembicaraan kita melalui telepon tanggal....
8) Dengan sangat menyesal kami beri tahukan bahwa...
9) Sebagai Ibu/Bapak/Saudara maklumi....
10) Menunjuk surat Saudara nomor....
11) Membalas surat Ibu tanggal....
12) Menjawab pertanyaan Anda dalam surat anda....
13) Memenuhi pesanan Tuan dengan surat tanggal....Nomor.......
14) Menyusul surat kami tanggal..., dengan ini kami beri tahukan bahwa....
15) Dengan sangat menyesal kami sampaikan kepada Bapak bahwa....
16) Sesuai dengan permintaan Saudara....
i. Alinea Isi
Untuk menyusun isi surat yang baik perhatikanlah pedoman berikut:
(1) Tetapkan
terlebih
dahulu maksud surat, yaitu tentang apa yang hendak
diberitahukan, ditanyakan, dikemukakan, diminta, dan sebagainya kepada
penerima surat.
(2) Tetapkan urutannya secara sistematis dan logis.
(3) Gunakanlah informasi/fakta secara memadai.
(4) Susunlah ke dalam beberapa alinea dan setiap alinea mewakili satu gagasan
utama.
(5) S
elesaikanlah pokok persoalan satu per satu secara teratur dengan
menggunakan kalimat yang mudah dipahami.
(6) Hindarkan pemakaian akronim dan singkatan yang belum lazim, terutama
singkatan yang diciptakan sendiri.
(7) Sedapat-dapatnya hindarkan p
emakaian kata atau istilah-istilah asing ataupun
daerah, kecuali yang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
(8) Hendaknya digunakan bahasa yang lugas, sopan, dan menarik.
(9) Perhatikan bentuk surat dalam penulisan bagian-bagiannya terutama untuk
surat resmi.
(10) Perhatikan penulisan ejaan dalam kalimat surat.
Contoh alinea isi:
–
Berkenaan dengan hal tersebut, kami mengharapkan Saudara agar menugasi
Kasi Program Kegiatan, Kasubsi Program Kegiatan Umum, dan Kepala Subsi
Penilaian Perkembangan Masyarakat untuk menghadiri rapat tersebut.
– Berhubung dengan hal tersebut, kami atas nama kepala dan karyawan,
mengucapkan terima kasih.
j. Alinea Penutup
Alinea penutup berupa simpulan, harapan, ucapan terima kasih, ataupun ucapan
selamat. Pada umumnya, alinea penutup hanya terdiri atas sebuah kalimat.
Contoh kalimat penutup:
–
Atas bantuan Saudara, saya sampaikan banyak terima kasih.
–
Atas perhatian Saudara, saya ucapkan terima kasih.
– Mudah-mudahan bahan pertimbangan yang kami kemukakan di atas
bermanfaat bagi Saudara.
30
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Contoh kesalahan dalam alinea penutup:
–
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih
–
Saya haturkan terima kasih atas perhatian Ibu.
k. Salam penutup
Salam penutup yang sering digunakan adalah hormat kami, hormat saya,
salam takzim, dan wasalam. Dalam surat dinas tidak digunakan salam
penutup.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam penulisan salam penutup
adalah:
–
Huruf awal salam penutup ditulis dengan huruf kapital
–
Penulisan salam penutup diakhiri tanda koma.
Contoh:
Hormat kami,
l. Pengiriman Surat
Pengiriman surat adalah pihak yang bertanggung jawab atas penulisan/
penyampaian surat. Sebagai bukti pertanggungjawaban, dalam bagian
akhir surat tersebut, dibubuhi tanda tangan.
Hal yang perlu diperhatikan:
–
Pengiriman surat hendaknya disertai identitas diri, misalnya: jabatan,
nomor induk pegawai, dan cap dinas/jabatan.
–
Nama pengirim tidak digarisbawahi, tidak pula berada di antara tanda
kurung.
–
Pada akhir baris tidak dibubuhkan tanda titik.
Dalam surat-surat tertentu, pengirim surat dapat mendelegasikan
penandatanganan suratnya itu kepada pejabat yang berada di bawahnya.
Singkatan a.n. bukan a/n merupakan kepanjangan dari atas nama.
(1) Singkatan ini digunakan pengirim jika ia menandatangani surat yang
mengatasnamakan pejabat lain, misalnya, atasan pengiriman surat.
(2) Surat yang ditandatangani tidak harus dikonsultasikan isinya kepada
atasan pengirim surat.
Contoh :
a.n. Kepala Sanggar Belajar Budi Mulia
Wali Kelas 1A
Ttd
Drs. Firmansyah Nugraha
NIP 131320458
Singkatan u.b. kepanjangan dari beliau. Singkatan ini digunakan
jika seorang pejabat mendapat pendelegasian wewenang untuk
menandatangani surat dari pejabat atasannya. Pejabat atasannya itu sendiri
berhak menandatangani surat dengan sebutan atas nama (a.n.) karena ia
pun menerima limpahan wewenang. Misalnya, jika kepala Sanggar Belajar
Budi Mulia melimpahkan wewenangnya kepada pembina Kesenian,
31
Bab 2
Kemasyarakatan
maka Pembina Kesenian dapat menandatangani surat tersebut dengan sebutan
a.n. Kepala Sanggar Belajar Budi Mulia. Pembina Kesenian dapat melimpahkan
wewenangnya lagi kepada pihak lainnya, misalnya Wali Kelas IA. Dalam hal
inilah, Wali Kelas IA dapat menandatangani surat dengan sebutan u.b.
Contoh :
a.n. Kepala Sanggar Belajar Budi Mulia
Pembina Kesenian
u.b.
Wali Kelas IA
ttd
Drs. Firmansyah Nugraha
NIP 121320458
Singkatan a.p. merupakan kepanjangan dari atas nama perintah dengan huruf
kecil dan masing-masing diakhiri titik. Singkatan ini digunakan jika pejabat yang
berwenang menandatangani surat memberikan kuasa kepada bawahannya.
Contoh :
a.p. Kepala Biro Organisasi
Kepala Subbagian Tata Usaha
ttd.
nama jelas
NIP
apb. (atas perintah beliau), penulisannya dengan huruf kecil semua dan diakhiri
dengan titik. Singkatan ini digunakan jika seorang menteri menguasakan
penandatanganan surat kepada bawahannya.
Contoh:
Menteri Pendidikan nasional
apb.
Kepala Biro Kepegawaian
ttd.
Nama jelas
NIP
plh. (pelaksana harian); penulisannya dengan huruf kecil semua dan diakhiri
dengan titik. Singkatan ini digunakan jika pejabat yang berwewenang
menandatangani surat berhalangan untuk waktu tertentu karena tugas,
menguasakan penandatanganan surat kepada pejabat setingkat di bawahnya
selama pejabat tersebut tidak berada di tempat.
32
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Contoh :
plh. Kepala Biro Kepegawaian
Kepala Bagian Mutasi dan Promosi
Ttd.
Nama jelas
NIP
wks.(wakil sementara); penulisannya dengan huruf kecil semua dan diakhiri
dengan titik. Singkatan ini digunakan jika pejabat yang belum ditunjuk
penggantinya atau berhalangan karena tugas, untuk sementara penandatanganan
surat dilakukan oleh pejabat yang setingkat dengan eselonnya.
Contoh :
wks. Kepala Biro Organisasi
Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri
ttd.
Nama jelas
NIP
u.p. (untuk perhatian); penulisannya dengan huruf kecil dan masing-masing huruf
diakhiri titik. Singkatan ini digunakan atau ditujukan kepada seseorang atau pejabat
teknis yang menangani suatu kegiatan atau suatu pekerjaan tanpa memerlukan
kebijaksanaan langsung dari pimpinan pejabat yang bersangkutan.
1) Yth. Kepala Biro Kepegawaian
Departement Pendidikan Nasional
u.p.Kepala Bagian Mutasi dan Promosi
Jalan Jenderal Sudirman, Senayan
Jakarta 10270
2) Yth. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
u.p. Ketua Program Pendidikan
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Jalan Dr. Setiabudhi 229
Bandung 40154
m. Tembusan Surat
Tembusan dibuat jika isi surat tersebut juga perlu diketahui pihak-pihak lain,
di samping pihak yang ditujunya. Dengan demikian, pihak yang dituju akan
mengetahui pula pihak-pihak yang dikirimi surat itu. Tembusan hendaknya
disusun berdasarkan urutan tingkat atau hierarki, yakni dari tingkatan/hierarki
teratas kepada yang terbawah. Hal yang perlu diperhatikan adalah:
33
Bab 2
Kemasyarakatan
–
Huruf awal kata tembusan ditulis dengan huruf kapital.
–
Kata tembusan tidak perlu diberi garis bawah.
–
Tanda titik dua (:) mengikuti kata tembusan jika tembusannya lebih dari satu
–
Penulisan Kepada Yth. tidak perlu dicantumkan
–
Yang diberi tembusan adalah pejabat atau orangnya dan kantornya
–
Kata arsip atau pertinggal tidak perlu dicantumkan.
Contoh penulisan tembusan yang benar:
Tembusan:
–
Kakanwil Departemen Agama Provinsi Jawa Barat
–
Kepala Dinas Pendidikan Tanjung Pinang, Kepulauan Riau
n. Inisial
Inisial gunanya untuk mengetahui siapa pengonsep dan pengetik surat yang
bersangkutan. Pihak-pihak tertentu dapat menghubungi orang itu jika ada kesalahan
atau kekurangan-kekurangan pada surat tersebut.
Latihan 5
3. Surat dagang, surat perjanjian, dan surat kuasa
Penulisan surat dagang, surat perjanjian, dan surat kuasa sesuai dengan struktur surat
resmi. Surat resmi adalah surat yang dikirimkan oleh kantor (pemerintahan/swasta),
atau dikirimkan oleh perseorangan kepada kantor atau sebaliknya. Karena sifatnya
resmi maka bahasa yang dipakai bersifat lugas dan seperlunya.
a. Surat dagang
Surat dagang adalah surat yang dipergunakan orang atau badan yang menyelenggarakan
kegiatan usaha/dagang, seperti perdagangan, perindustrian, dan usaha jasa (misalnya,
perusahaan angkutan, perusahaan bangunan, perusahaan asuransi, dan perbankan).
Ke dalam jenis surat dagang ini termasuk juga koperasi, usaha kecil dan menengah,
dan perusahaan Negara/swasta.
Ciri-ciri surat dagang, sebagaimana surat resmi/dinas adalah sebagai berikut:
(1) dikeluarkan oleh suatu instansi atau jawatan, badan, baik pemerintah maupun
swasta;
(2) berisi kepentingan bisnis, usaha, dan perdagangan sesuai dengan bidang usaha
atau tujuan badan tersebut;
(3) disusun dengan menggunakan bahasa resmi (baku).
b. Surat perjanjian
Surat perjanjian adalah surat yang berisi kesepakatan antara dua pihak yang
mengikatkan diri dalam perjanjian mengenai suatu urusan jual beli, sewa-menyewa,
pinjam-meminjam, kerja sama mengerjakan projek tertentu, dan sebagainya.
Berdasarkan bidang kegiatan yang memerlukan kesepakatan antara dua pihak dikenal
dengan perjanjian sewa-menyewa, perjanjian jual beli, perjanjian pinjam-meminjam,
perjanjian kerja sama kesepahaman (MoU), dan sebagainya.
Tulislah sebuah surat resmi yang dibuat di
Padang, 10 Maret 2007, oleh Dinas Perhubungan
Sumatera Barat dan ditujukan kepada Bupati/
Walikota se-Sumatera Barat. Isinya, perintah untuk
mengoordinasikan jadwal keberangkatan dan
kelaikan angkutan udara, laut, dan darat di wilayah
Sumatera Barat.
34
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Surat perjanjian dapat berupa perincian pasal-pasal tetapi dapat juga berupa
pernyataan biasa. Dalam surat perjanjian diatur tentang hak dan kewajiban
menyerahkan dan pihak lain berhak menerima barang atau jasa. Dengan kata
lain, ada pihak yang berkewajiban membayar dan ada pihak yang menerima
pembayaran sesuai dengan harga barang/jasa yang telah disepakati.
Latihan 6
Latihan 7
c. Surat kuasa
Surat kuasa adalah surat yang berisi pemberian wewenang atas sesuatu atau
untuk menentukan (memerintah, mewakili, mengurus) sesuatu. Ciri penting
yang menandai surat kuasa adalah adanya dua pihak yang menandatangani
surat itu: pihak satu (pertama) sebagai pemberi kuasa dan satunya lagi (pihak
kedua) sebagai penerima kuasa. Selain itu, surat kuasa ditandai oleh pernyataan
sebagai berikut.
–
Saya yang bertanda tangan di bawah ini ... memberikan kuasa kepada ....
untuk ......
–
Dengan surat ini kami ... memberikan kuasa kepada .... untuk ......
Kalimat penutup yang sering digunakan dalam surat kuasa adalah sebagai
berikut.
–
Surat kuasa ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
–
Surat kuasa ini berlaku mulai tanggal ... dan diterbitkan untuk digunakan
seperlunya
1. Buatlah contoh surat perjanjian jual beli!
2. Bahaslah surat perjanjian jual beli yang
telah Anda susun bersama teman diskusi
kelompok!
3. Perhatikan komponen-komponen surat
tersebut: pihak penjual, pihak pembeli, hak
dan kewajiban masing-masing pihak, isi jual
beli, dan pemakaian bahasa!
4. Tulislah dan laporkan hasil diskusi kelompok
Anda di depan kelas!
5. Berilah tanggapan dan komentar terhadap
hasil pekerjaan kelompok lain, gunakanlah
bahasa yang santun!
1. Buatlah surat perjanjian sewa-menyewa sebuah
rumah yang terletak di daerah Anda sendiri!
Nama pemilik rumah, nama penyewa, lokasi
rumah, harga sewa, waktu perjanjian, serta hak
dan kewajiban masing-masing pihak terserah
pada pilihan Anda.
2. Bahaslah surat perjanjian sewa-menyewa yang
telah Anda susun itu bersama teman diskusi
kelompok!
3. Tulislah dan laporkan hasil diskusi kelompok
Anda di depan kelas!
4. Berilah tanggapan/komentar terhadap isi surat
perjanjian sewa-menyewa, gunakanlah bahasa
yang santun!
35
Bab 2
Kemasyarakatan
Contoh surat kuasa 1
YAYASAN PURNAMA SEJAHTERA
Jalan Ir. H. Juanda 70 Bandung
SURAT KUASA
Nomor: 050/YPS/ksa/2007
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
nama : Fakhrul Ari
fi
n, M.Si
jabatan : Ketua Yayasan Purnama Sejahtera
dengan ini memberi kuasa kepada
nama : Arina Khoirunnisa, S.H.
jabatan : Bendahara Yayasan Purnama Sejahtera
untuk mengambil uang giro milik Yayasan Purnama Sejahtera atas kiriman
dari Ketua Yayasan Pendidikan Telkom Bandung.
Surat kuasa ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
12 Maret 2007
Penerima kuasa, Pemberi kuasa,
ttd. ttd.
Arina Khoirunnisa, S.H. Fakhrul Ari
fi
n, M.Si
Contoh surat kuasa 2
PEMERINTAH DAERAH TINGKAT I PROVINSI BENGKULU
DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BENGKULU
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 10 BENGKULU
Jalan Mohammad Roem 17, Bengkulu
Telepon 2015420 Faksimile 2015420
SURAT KUASA
Nomor: 230/SMA-10/KSA/2007
Dengan ini, Kepala SMA Negeri 10 Bengkulu memberi kuasa kepada
nama : Dra. Hj. Indrawati
NIP : 131877180
jabatan : Bendahara SMA Negeri 10 Bengkulu
untuk mengurus dan membayarkan gaji guru-guru SMA Negeri 10 Bengkulu
bulan Mei 2007.
Surat kuasa ini dibuat untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
12 Maret 2007
Kepala Sekolah,
ttd.
Drs. H. Fikri Hidayat, M.Pd
NIP 130256654
36
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
Latihan 8
1. Buatlah surat kuasa untuk kepentingan
intrasekolah atau ekstrakurikuler di sanggar
kegiatan belajar/PKBM Anda! Nama pemimpin
organisasi yang memberi kuasa, nama penerima
kuasa, dan peruntukan surat kuasa terserah
pilihan Anda.
2. Bahas dan diskusikanlah surat kuasa yang
telah Anda buat itu bersama teman/kelompok
diskusi!
3. Laporkan hasil diskusi kelompok Anda dan
hasil diskusi kelompok lain dalam pembahasan
surat kuasa di kelas!
4. Berilah komentar, saran, masukan, dan
kritik terhadap isi, format, dan pemakaian
bahasa dalam surat kuasa yang teman Anda
kerjakan!
Review (Rangkuman)
Refleksi Bagi Peserta Didik
1. Dalam mengemukakan kembali hasil sebuah
wawancara kita dapat memilih beberapa cara
atau versi, yaitu menyajikan seluruh wawancara
apa adanya dan menyampaikan hal-hal yang
penting dengan memadukan antara intisari
pertanyaan yang dilakukan oleh penanya dengan
jawaban yang diberikan oleh narasumber dalam
bentuk narasi.
2. Sebelum melakukan wawancara buatlah
daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada
narasumber. Ketika wawancara berlangsung,
pertanyaan yang diajukan harus jelas dengan
memerhatikan santun berbahasa.
3. Surat merupakan media komunikasi tertulis
antara seseorang atau lembaga dengan seseorang
atau lembaga lainnya. Sebagai media
komunikasi tulis, surat memiliki kelebihan,
yakni memberikan kesempatan yang lebih
leluasa untuk berpikir dan merenungkan
hal-hal yang akan disampaikan kepada orang
lain.
4. Novel merupakan karangan prosa yang
panjang, mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang-orang di
sekitarnya serta menonjolkan watak dan sifat
setiap pelaku. Biasanya, cerita dalam novel
dimulai dari peristiwa atau kejadian terpenting
yang dialami oleh tokoh cerita, yang kelak
mengubah nasib kehidupannya.
Pada bab ini Anda belajar menyimpulkan pokok-
pokok wawancara, menjelaskan hasil wawancara,
menganalisis unsur-unsur novel Indonesia/
terjemahan, dan menulis surat dagang dan surat
kuasa.
Apakah Anda sudah mampu menyimpulkan
pokok-pokok wawancara? Apakah Anda sudah
mampu menjelaskan hasil wawancara? Apakah
Anda sudah mampu menganalisis unsur-unsur
novel Indonesia/terjemahan? Apakah Anda sudah
mampu menulis surat dagang dan surat kuasa?
37
Bab 2
Kemasyarakatan
1. (1) Siapakah nama lengkap Ibu?
(2) Dapatkah Ibu menceritakan tentang pengalaman Ibu waktu SMA
dulu?
(3) Bu, Siapa namanya?
(4) Dok, Sudah lama dokter praktek di rumah sakit ini?
Kata sapaan yang tepat digunakan dalam wawancara adalah ....
a. (1) dan (2)
d. (2) dan (3)
b. (1) dan (3)
e. (3) dan (4)
c. (1) dan (4)
2. T : “Jadi Bapak meriokok sudah sekitar 31 tahun. Tidak ada keluhan
karena rokok, Pak?”
J
: “Oh kalau keluhan banyak sekali. Misalnya, ketika Bapak sakit
batuk-batuk, herannya lebih kurang empat bulannya. Bapak tidak
sembuh-sembuh. Bapak menghentikan dulu merokok karena anjuran
dokter.
T
:
“Tapi kenapa Bapak merokok lagi?”
J
: Nah, ini yang susah lagi menjawabnya. Bagaimana, ya, mungkin
sudah kecanduan saat Bapak menghentikan merokok justru berat
badan Bapak menjadi turun, lagi pula rasanya mulut ini jadi
tidak enak. Terutama setelah makan rasanya asam mulut ini, cara
menanggulanginya itu, ya Bapak merokok lagi.
Ide pokok wawancara tersebut adalah ....
a. penyakit batuk yang tak kunjung sembuh
b. kecanduan rokok
c. merokok sudah 31 tahun
d. kalau tak merokok mulut asam
e. badan jadi kurus.
3. Daftar pertanyaan:
1. Apakah merokok dapat memecahkan masalah Anda?
2. Metode apa yangAnda gunakan untuk menyembuhkan perokok
berat?
3. Apakah perbedaan perokok pasif dan perokok aktif?
4. Bagaimana rasanya kalau sehari saja tidak merokok?
Pertanyaan yang tepat untuk diajukan dalam mewawancarai dokter adalah
....
a. 1 dan 4
d. 2
b. 1 dan 2
e. 2 dan 3
c. 2 dan 4
E
valuasi
A
khir
Bab 2
38
Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA-IPS
4. Dan di pelataran kiri surau itu akan tuan temui seorang tua yang biasanya
duduk di sana dengan segala tingkah ketuaannya dan ketaatannya beribadat.
Sudah bertahun-tahun ia sebagai garin, penjaga surau itu. Orang-orang
memanggilnya kakek.
(
Robohnya Surau Kami, AA Navis
)
Latar penggalan cerita di atas adalah ....
a. di atas bis
d. di kota kecil
b. di dekat pasar
e. di kiri surau
c. di jalan kampung
5. Dari sebuah kantung di dalam keranjang, Wak Katok mengeluarkan daun
ramu-ramuan. Mereka membersihkan luka-luka Pak Balam dengan air panas
dan Wak Katok menutup luka besar di betis dengan ramuan daun-daun yang
kemudian mereka membungkus dengan sobekan kain sarung Pak Balam.
Wak Katok merebus ramuan obat-obatan sambil membaca mantera-mantera,
dan setelah air mendidih, air obat dituangkan ke dalam mangkok dari batok
kelapa. Setelah air agak dingin, Wak Katok meminumkannya kepada Pak
Balam sedikit demi sedikit.
(
Harimau-harimau, Muchtar Lubis
)
Yang bukan merupakan nilai budaya yang diungkapkan dalam kutipan novel
di atas adalah ....
a. meletakkan kantong di keranjang besar
b. ramuan obat dari daun-daunan
c. membungkus luka dengan sobekan kain
d. ramuan obat dimantra-mantrai
e. Mangkok dari batok kelapa untuk tempat minum